23 Oktober 2012

:: Kenapa kita menikah :: (Test Pack Movie Review)

" Kaulah yang pertama ingin kulihat, saat mentari mulai bersinar...
   Kaulah yang terakhir ingin kulihat saat kupejamkan mata... "
 

Lirik lagu happy ending dari Abdul & Coffee theory mengalun lembut di handsfree yang terpasang ditelinga kananku yang seksi (hihihi) ketika mood saya bangkit dari mati surinya,  untuk nulis review film " Test Pack"  yang berhasil saya nonton berkat ajakan nobar dari seorang teman.

Sebenarnya bukan review murni sih, (lalu apa dong Mhi..?) Yah, jujur saja saya bukan tukang bikin review film yang handal  (ciyuss..?) saya lebih senang tulisan ini disebut cuap-cuap tentang film (terserah eloee deh mhi..!!)

Begini cuap-cuapnya,

Setelah terpontang-panting dibuat penasaran oleh beberapa tweet temen yang bercerita tentang film ini, akhirnya Malaikat gaul yang menjelma dalam wujud salah seorang teman saya, berbaik hati banget menawarkan satu tiket gratis untuk nonton film ini. Dan sesaat setelah menerima uluran tiket gratis tersebut, saya pun dengan se-ember Popcorn duduk manis di samping temansayayangbaikhatiygbelikantiketdanngasihpopcornsatuember untuk menyaksikan adegan peradegan dalam film "Testpack"

Film yang menurut jutaan sumber diadopsi dari novel yang berjudul sama, (sayangnya, saya belum pernah baca novelnya) ini berkisah tentang sepasang suami istri yang sudah nikah selama 7 tahun tapi belum dikarunia anak.  Masalah klasik sih, dan lumrah banget kayaknya di dunia per-rumah tangga-an jaman sekarang.

Tapi jangan berpikir film ini akan tampil selumrah-lumrahnya skenario sinetron-sinetron yang menyebar virus ke-lebay-an dalam tiap adegannya. Tak ada adegan nangis yang berlebihan, tak ada mertua yang sadis, tak ada menantu yang mau racuni mertuanya, tak ada rebutan harta gona gini, tak ada adegan perempuan miskin ditabrak pemuda tampan yang kaya raya dan semenit kemudian mereka nikah. Film ini tampil murni dengan realita seada-adanya, dan ini menurut saya point paling bintang di film ini.



Adalah Rachmat (Reza Rahadian) dan Tata (Acha Septriasa), yang sedang berupaya disegala lini buat dapetin momongan diusia pernikahan mereka yang sudah 7 tahun. Ditambah lagi desakan dari Ibu Mertua mereka yang sudah ingin sekali punya cucu. Pokoknya segala cara dicoba dari makan toge sampe suntik hormon, pokoknya asal mereka punya anak deh!

Namun sayang banget, usaha mereka sia-sia. Tata tak kunjung hamil. Puluhan merek testpack dicoba untuk mengetahui Tata hamil atau tidak, hasilnya selalu negatif. Bukan salah test packnya memang! :)

Ditengah keputusasaan Tata untuk bisa dihamili oleh suaminya, (eh kayaknya bahasanya rancu di sini deh, hihihi... ) terkuaklah fakta yang menyakitkan bahwa ketidakhadiran seorang anak dalam kehidupan rumah tangga mereka, ternyata disebabkan oleh si suaminya Rachmat,  yang ternyata secara hasil medis divonis tak mampu memberi keturunan.  *hugs Reza Rahadian, eh?*

Tata pun murka, merasa Rachmat sengaja merahasikan ini semua dari dia. Dan memilih untuk berpisah sementara dengan Rachmat.

Ditinggal begitu saja oleh Tata, Rachmat yang putus asa akan kelangsungan rumah tangganya, bertemu dengan  Sinta, mantan kekasihnya yang seorang model yang baru cerai dari suaminya karena tak mampu memberikan keturunan.

Merasa senasib,si Mantan yang diperankan sangat manis oleh (Renata Kusmanto)  berupaya membangkitkan memory kebersamaan dia dengan Rachmat. Rachmat yang nyaris terlena dengan kebersamaannya dengan Sinta, terkejut luar biasa ketika dipergoki oleh Tata yang bermaksud berbaikan dengan Rachmat. 



Adegan ini menjadi puncak sepuncak-puncaknya masalah rumah tangga Tata dan Rachmat. Tak hanya tudingan menyembunyikan rahasia medis tentang kemampuan reproduksinya, Rachmat pun kembali dituding selingkuh oleh Tata. Makin mantaplah keinginan Tata untuk cerai dari Rachmat.

Di sinilah pertanyaan dan alasan mengapa mereka menikah, dipertanyakan, dipertegas kembali oleh keduanya.

Benarkah mereka nikah hanya untuk tujuan untuk mendapatkan keturunan..?? dan jika tujuan itu tak tercapai, maka usai sudahkah pernikahan mereka...??

Di bandara, ketika Tata memutuskan ke Thailand dan bermaksud meninggalkan Rachmat untuk selamanya, dengan sekuat tenaga Rachmat berusaha menyakinkan Tata untuk tidak meninggalkan.  

“ Cinta aja ngga cukup yah, neng…? “ Tanya Rachmat diujung keputusasaannya menyakinkan Tata untuk tidak berpisah.

Demi apapun, adegan ini sukses menjungkir balikan perasaan saya sekita. Dan mempertanyakan hal yang sama pada diri saya. “ Apakah cinta benar-benar tidak cukup…? “

Sampai di adegan tersebut, saya hanya bisa menghela nafas panjang,  betapa film ini yang semula saya anggap akan biasa saja ternyata mampu menggeser sedikit pemahaman saya tentang pernikahan.

Dulu saya menganggap kalimat lamaran dengan ucapan, “ Maukah kau menjadi Ibu dari anak-anak kita kelak…? “  adalah proses lamaran yang maha romantis. Setelah nonton film ini, semua itu menguap entah kemana dan hanya meninggalkan satu pertanyaan di kepala saya : “ Kapan nikah, mhi..? “ eh, salah..!!  “ Mengapa engkau ingin menikah, Mhi..? “

Yah mungkin kelak jika saya sudah bisa menemukan jawaban itu, Tuhan pun akan memberikan bonus yang manis untuk saya… ;) #eaa!!

Menutup cuap-cuap tentang film ini, izinkan saya mengutip kalimat dari penulis novel Test Pack ini, Ninit Yunita :

“ Seringkali kita mencintai seseorang karena keadaan sesaat. Tidak pernah terpikir apa jadinya, kalau dia mendadak berubah—entah jadi jahat, jadi tidak pintar, atau jadi miskin. Will you still love them, then?



-MN-

1 komentar:

  1. "Apa adanya kamu sudah melengkapai saya neng" Rahmat saat menikah dengan Tata :))

    BalasHapus

Vintage Dress For Wedding

Berangkali diantara para selancar yang kebetulan cari referensi Vintage Dress For Wedding-nya, mungkin beberapa gaun dibawah ini bisa jadi...