24 Oktober 2010

:: Otak Atik Sejarah Baju Bodo' ::

Kemarin tanggal 19 Oktober 2010, tanah kelahiran saya Sulawesi Selatan merayakan hari jadinya ke yang - 341 tahun. Weitz.....sudah setua ini tanah kelahiran saya, tapi saya ngga tahu apa yang telah saya berikan untuknya.... *____*   (senyum kecut )

Tapi kemarin saya bersyukur, ketika kantor tempat saya bekerja turut berpartisipasi dalam memeriahkan hari jadi Sulsel, dengan mewajibkan unit bagian kerja saya untuk memakai baju bodo' dan karena ini hal yang langkah, maka patut diabadikan dalam pesta jepret-jepret dengan bergaya norak ria di depan kamera, hihihihihi.... dan belom lengkap dong, kalau hasil dandanan dari shubuh ngga dipamer..:P makanya setelah didandani lengkap dengan pakaian baju bodo' saya pun dengan jiwa narsisme tingkat tinggi mengabadikan penampilan saya dengan puluhan jepretan, hahahha...dan dengan noraknya memamerkan penampakan saya dalam baju bodo'..hihihihi...







 Eh, ngga nyangka antusias temen-temen dari daerah lain untuk mengetahu tentang baju bodo' ini lumayan banyak. akhirnya dari pada saya capek satu persatu menjelaskan ke orang-orang tentang baju bodo' makanya saya buat posting khusus untuk mengotak atik sejarah baju bodo' yang saya dapet infonya dari tulisan Suryadin Laoddang



Tahukah anda ? Baju Bodo, busana dengan potongan simetris sederhana, dengan efek menggelembung dan longgar, berasal dari etnis Sulawesi Selatan ini, ternyata salah satu busana tertua di dunia. Dalam Festival Busana Nusantara 2007 di Kuta - Bali, perancang busana kenamaan Oscar L awalata menegaskan "Baju bodo itu adalah salah satu baju tertua di dunia. Dan dunia internasional belum mengetahuinya,"

Diperkirakan, Baju Bodo sudah dikenal masyarakat Sulawesi Selatan pada pertengahan abad IX (pen), hal ini diperkuat dari sejarah kain Muslin, kain yang digunakan sebagai bahan dasar baju bodo itu sendiri. Kain Muslin adalah lembaran kain hasil tenunan dari pilinan kapas yang dijalin dengan benang katun. Memiliki rongga dan kerapatan benang yang renggang menjadikan kain Muslin sangat cocok untuk daerah tropis dan daerah beriklim kering.
Kain Muslin (Eropa) atau Maisolos (Yunani Kuno), Masalia (India Timur) dan Ruhm (Arab), tercatat pertama kali dibuat dan diperdagangkan di kota Dhaka, Bangladesh, hal ini merujuk pada catatan seoraang pedagang Arab bernama Sulaiman pada Abad IX [1]. Sementara Marco Polo pada tahun 1298 Masehi dalam bukunya The Travel of Marco Polo  menggambarkan kain muslin itu dibuat di Mosul, (Irak) dan dijual oleh pedagang yang disebut "Musolini".[2]  Uniknya, masyarakat Sulawesi Selatan lebih dulu mengenal dan mengenakan jenis kain ini dibanding masyarakat Eropa, yang baru mengenalnya para XVII dan baru popular di Prancis pada abad XVIII. 

Dalam perkembangan berikutnya, kain muslin juga digunakan untuk kain kasa/perban dalam dunia kedokteran, bahan layar dalam dunia pelayaran, juga dipergunakan dalam dunia pertunjukan, sinematografi, fotografi sebagai latar atau alat bantu penimbul efek cahaya. Didaratan Eropa, kain muslin juga dipakai sebagai lapisan kain selimut serta lapisan gaun para bangsawan Eropa.

Gilee, ternyata baju adat tanah kelahiran saya ini bener-bener baju yang luar biasa...:D bangga banget rasanya jadi orang Sulsel yang memiliki baju adat dengan sejarah yang luar biasa ini... 
Dan satu hal lagi yang menurut saya unik banget dari baju bodo ini, kalau warna-warna pada baju bodo' itu sendiri menyimpan aturan tersendiri . masih dari tulisan Suryadin Laoddang mengatakan bahwa dalam penerapan kehidupan sehari-hari, warna-warna baju bodo' itu memiliki aturan- aturan seperti : 
  • Anak dibawah 10 tahun memakai Waju Tokko yang disebut Waju Pella-Pella, berwarna Kuning Gading. Disebut waju pella-pella (kupu-kupu), adalah sebagai pengambaran terhadap dunia anak kecil yang perlu keriangan. Warna kuning gading adalah analogi agar sang anak cepat matang dalam menghadapi tantangan hidup. Berasal dari kata maridi (kuning gading), yang jika ditulis dalam aksara lontara Bugis, bisa juga dibaca menjadi Mariddi, yang berarti matang. 
  • Umur 10 s/d 14 tahun memakai Waju Tokko, berwarna jingga atau merah muda. Pemilihan warna Jingga dan merah muda dipilih karena warna ini adalah warna yang dianggap paling mendekati pada warna merah darah atau merah tua, warna yang dipakai oleh mereka yang sudah menikah. Selain itu, warna merah muda yang dalam bahasa Bugis disebut Bakko, adalah representasi dari kata Bakkaa, yang berarti setengah matang. 
  • Umur 14 s/d 17 tahun, masih memakai Waju Tokko berwarna jingga atau merah muda, tapi dibuat berlapis bersusun dua, hal ini dikarenakan sang gadis sudah mulai tumbuh payudaranya. Juga dipakai oleh mereka yang sudah menikah tapi belum memiliki anak. 
  • Umur 17 s/d 25 tahun, Warna merah darah, berlapis dan bersusun. Dipakai oleh perempuan yang sudah menikah dan memiliki anak, berasal dari filosofi, bahwa sang perempuan tadi dianggap sudah mengeluarkan darah dari rahimnya yang berwarna merah tua/merah darah. 
  • Umur 25 s/d 40 tahun, memakai Waju Tokko warna hitam.   

Kok ngga ada penjelasan tentang warna biru...?? jangan-jangan baju biru untuk usia 40 tahun ke atas, hahahhahaha....... tapi kalau dari aturannya saya seharusnya memakai baju warna KUNING GADING *wink2* hihihihi....

Oke deh, semoga inpo ini bermanfaat buat temen-temen yang penasaran tentang baju bodo' untuk info lebih jelasnya silahkan bertandang ke pemilik info yg luar biasa ini di http://adinwajo.blogspot.com

And hoaaammmmmmm..........mulai ngantuk nih, saatnya ngopi..


Ngopi dulu yah..entar posting lagi deh.. :D



1 komentar:

  1. saya juga mau pake baju bodoh ah, untuk memperkenalkan kepada dunia budaya bugis,,, tapi oooops saya laki-laki jadi ga bisa pake baju bodoh deh

    BalasHapus

Vintage Dress For Wedding

Berangkali diantara para selancar yang kebetulan cari referensi Vintage Dress For Wedding-nya, mungkin beberapa gaun dibawah ini bisa jadi...